Posted by IKPM SOLO RAYA


Sambutan Ustadz Hasan Abdullah Sahal
Dalam Acara Pelantikan Pengurus IKPM Cabang Soloraya 
Balaikota, Ahad 15 Desember 2013
  1. Di Indonesia ini banyak sekali orang yang merasa besar dan dianggap besar, merasa kaya dan dianggap kaya, merasa besar dan dianggap besar, merasa tinggi dan dianggap tinggi. Dan juga banyak sekali doktor-doktor humoris kausa, jendral-jendral dengan segala title/julukan masing-masing, banyak pesantren, banyak kuyaha-kuyaha, kuasa-kuasa. Walaupun mereka itu tidak berpihak ke ‘kita’, tidak apa, karena ‘kita’ berjuang untuk Islam. Islam harus tetap di atas.
  2. Gontor selalu mengajak berpikir tidak kecewa, tidak mengecewakan, dan tidak akan mengajak kecewa. Berbeda dengan pola pikir ‘politik’. Sekarang ini banyak caleg-caleg, cagub-cagub, cabup-cabup, cakar-cakar. Kalo satu kandidat kalah, pasti dia akan kecewa, dan akan mengecewakan ‘pihak lain’, dan mengajak kecewa. Insyaallah IKPM tidak seperti itu. Pengurus harus menjemput bola, kalau nggak mau maka akan dilempari dengan bola-bola supaya organisasi ini ada pergerakan.
  3. Kamu harus menjawab azan, bukan hanya mendengarkan. Yang benar itu dzikir bengi, bukan melek bengi. Maling yo nek bengi kuwi melek semaleman.
  4. Di Gontor tidak boleh ada perubahan. Perbedaan boleh jadi ada, namun nilai-nilai, cita-cita, ajaran-ajaran, dan akhlaqiyah tidak boleh berubah sampai kapanpun. Jika kalian melihat perbedaan tentang pelaksanaan dan  kepemimpinan pondok sekarang dan yang dulu, maka itu wajar. Karena perbedaan layak untuk terjadi. Kenali apa itu perubahan dan apa itu perbedaan.
  5. Cita-cita pondok belum tercapai. Jika diibaratkan dalam perjalanan, cita-cita pondok ingin sampai ke Mekkah tapi baru sampai Jakarta. Belum apa-apa. Kita terus melangkah. Salah satu cita-cita pondok adalah Universitas Darussalam. Doakan selalu agar dapat tercapai. Sampaikan kepada seluruh alumni Gontor yang sudah menjadi doktor-doktor, agar sudi mengabdi dan membantu mewujudkan Universitas Islam Al-‘alamiyyah dengan segala sepak terjangnya.
  6. Pada zaman ini, terjadi kembali peristiwa tatkala Nabi Yusuf dicemplungkan ke sumur oleh sebelas saudaranya agar tidak muncul ke permukaan. Dimana ahada ‘asyara kaukaban menggunakan segala konspirasinya berusaha untuk menghilangkan nilai-nilai yang diajarkan Nabi Yusuf (nilai-nilai Tauhid, kejujuran, keadilan, kebenaran, kesejahteraan, kerukunan). Kalian dapat memilih untuk menjadi ‘Nabi Yusuf’ atau menjadi ‘kesebelas saudaranya’ itu. Dan pondok pesantren, dalam hal ini IKPM, harus menjadi anshor/ penolong golongan pemegang nilai-nilai yang diajarkan Nabi Yusuf tersebut.
  7. Uusiikum wa iyyaaya. Jaman ini kita harus hati-hati dan berpikir cerdas. Agar dapat membedakan antara emas tenanan dan batu yang berwarna emas, antara vitamin dan formalin. Kita banyak mengkonsumsi pakaian-pakaian, makanan-makanan, nilai-nilai, pikiran-pikiran, gaya-gaya, etiket-etiket penjajah dzohiran wa baatinan. Tapi insyaallah kita bisa menghindari itu semua kalau kita memegang nilai-nilai pondok, panca jiwa.
  8. Pondok pesantren harus menjadi guru/ mundzirul qaum, bukan mundzar. Pondok mendidik UNESCO, PBB, presiden, anggota DPR, MPR, polisi, gubernur, semuanya. Pondok mendidik nilai, karena kalau kaum ini kehilangan nilai berarti kita sudah bukan kita lagi. Apalagi sekarang ini di Indonesia terjadi tarik-menarik antara nilai-nilai yang benar yang nilai-nilai yang tidak benar. Pemaksaan nilai-nilai yang tak benar terhadap nilai-nilai yang benar. Ironisnya, ‘mereka’ menuduh nilai-nilai yang benar memaksakan nilai-nilai.
  9. Prinsip ‘ke-estafet-an’ merupakan sunnatullah dan hukum alam. Kalau kamu tidak melaksanakannya, maka kamu akan dihukum alam. Sekarang saatnya yang muda-muda tampil dan yang tua harus siap memberikan kesempatan. Hilangkan rasa egois, masing-masing harus siap dipimpin dan siap memimpin. Yang muda-muda harus meneruskan perjuangan dan pengabdian dengan memegang nilai-nilai Islam.

This entry was posted on Kamis, 30 April 2015 at 14.39 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar