HIDUP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN  

Posted by IKPM SOLO RAYA in

Semenjak benih-benih bakal manusia melalui beberapa proses untuk 'Menjadi' menampakkan kehidupannya, maka sesungguhnya  seiring dengan itu semua denyut sejarah baru kemanusiaan juga tercipta. disana terdapat keterkaitan erat antara proses biologis dan spiritualitas yang tidak mungkin dipisahkan.

Dalam konteks Islam alur-kronologi pembentukan makhluk baru diiringi oleh beberapa fase yang berurutan secara sistematis, mulai dari janin kemudian terbentuknya jasad yang siap ditiupkan ruh kedalamnya hingga terbentuk tubuh yang sempurna dan siap dilahirkan ke dunia semuanya berjalan sesuai dengan Sunatullah dan atas kehendakNya. 

Kemudian ia lahir, besar dan tumbuh menjadi dewasa untuk berinteraksi dengan makhluk lain dengan membawa multi status yang harus diseimbangkan antara satu dan yang lainnya. Ia sebagai makhuk individu juga sebagai makhluk sosial, ia sebagai khalifah di muka bumi juga sebagai hamba dihadapan Allah Swt, ia sebagai makhluk yang kuat juga makhluk yang lemah, ia sebagai makhluk yang berakal juga sebagai makhluk yang jahil pada sisinya yang lain, dan lain sebagainya. Maka sepantasnya manusia memiliki panduan hidup untuk menyeimbangkan kesemuanya itu agar manusia tidak hanya tumbuh berkembang dari satu sisi saja sementara sisi yang lain terabaikan. Berkembang dari segi intelektualitas saja sementara segi spiritualitasnya tertinggal jauh.

Al-Qur'an sebagai petunjuk operasional dalam memberdayakan manusia dan seluruh makhluk hidup sesuai dengan Sunatullah dan misi-misi penciptaan alam tentunya memuat banyak hal tentang asal mula kehidupan, visi dan misi hidup yang sebenarnya. Dan makhluk yang paling memahami isi Hidayatullah itulah tentunya yang paling selamat hidupnya, walaupun ia akan mengalami perjalanan panjang lintas waktu, zaman dan lintas alam.

Dalam hal ini kita bisa membuktikan kebenaran daripada argument ini, bahwa tidaklah mungkin sebuah perusahaan mengeluarkan produk tanpa disertai dengan buku pedoman yang digunakan untuk mengoperasikan produk tersebut secara maksimal. Dan adalah suatu hal yang mustahil apabila produk itu bisa menjabarkan asal mula pembentukan dirinya serta menciptakan pedoman operasional untuk mengoperasikan dirinya secara sempurna. Komputer, mobil, handphone, dan elektronik lainnya bahkan robot pun tidak akan mampu membuat buku panduan untuk mengoprasikan dirinya secara sempurna dengan hasil yang maksimal. 

Begitu juga halnya makhluk hidup, misalnya ayam, sapi, kerbau, kambing, babi dan termasuk juga manusia. Karena meskipun manusia diberi kelebihan hati dan akal sebagai fasilitas untuk melakukan perubahan sejarah kehidupan ke arah yang lebih baik, akan tetapi hati dan akal manusia itu pada dasarnya amatlah terbatas.

Disinilah titik kelemahan manusia, disinilah bukti bahwa manusia harus belajar lagi dan disinilah manusia harus mulai belajar tentang eksistensi diri, misi penciptaan diri dan bagaimana seharusnya berada di dunia ini. Ia sama sekali bukan Tuhan, ia hanyalah makhluk yang dengan segala kekuasaannya justeru ia mengabdi, tunduk kepada kebesaran Allah Swt yang telah menciptakan dirinya.

Dengan demikian ia harus banyak mendapatkan didikan dan belajar kepada alam sesuai dengan konsep Islam yang dikenal dengan pendidikan sepanjang hayat. “Artinya belajar tidak mengenal kata berhenti meski usia sudah lanjut dan manusia juga dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.” Ia harus tegar menghadapi banyak tantangan untuk mengasah karakter dan kepribadiannya dengan selalu mengedepankan moral dan etika selaku makhluk yang beradab.

Ia harus memiliki agama yang menjadi dasar kehidupan spiritual dan ilmu sebagai alat untuk menyempurnakan amalan, karena Agama dan ilmu harus dijalankan dengan selaras. Sebab dalam pandangan Islam; agama tanpa ilmu akan pincang/lumpuh dan ilmu tanpa agama akan buta.

Jika spiritualitas telah didasarkan kepada pemahaman terhadap agama Islam dengan baik dan benar, dan intelektualitas telah diasah sedemikan rupa, niscaya misi penciptaan manusia telah sesuai dengan kehendak Allah Swt. dan manusia akan selamat di dunia dan bahagia di akhirat. Dan dunia pun akan terjaga dari kerusakan dan kehancuran, baik pada segi intelektualitas, spiritualitas, moral dan peradaban. Inilah konsep Islam sebagai Rahmat bagi Alam Semesta(Rahmatan lil A'alami), bukan sebagai fenomena yang mengerikan seperti orang-orang jahil menggambarkan. Kita harus menjadi generasi yang cerdas untuk memahami hal ini, Allahu Akbar... (Thony)