ISLAM, TERORISME, dan H1N1  

Posted by IKPM SOLO RAYA in

Solo – Raya. Tidak aneh memang ketika bangsa ini mengalami banyak goncangan peristiwa kemudian Islam dijadikan objek sasaran dengan menunjuk-nunjuk hidung umat Islam untuk melampiaskan kekesalan, karena memang negeri ini dihuni oleh mayoritas umat Islam. Rasa-rasanya bangsa ini kurang bisa menyadari dengan baik apa yang sebenarnya terjadi dengan banyaknya peristiwa itu. Seberapa pun emosi seorang muslim jika ia memiliki pemahaman tentang agamanya secara baik dan benar tanpa dilebih-lebihkan, maka ia akan paham bahwa dalam Islam tidak ada anjuran untuk berbuat anarkis apapun alasannya.

Islam tidak mungkin akan melumpuhkan tatanan Negara Republik Indonesia yang dengan susah payah ia perjuangkan kemerdekaannya dari cengkraman kaum penjajah. Apakah kita telah melupakan hal itu? Sehingga dengan mudahnya menyebut Islam sebagai yang paling bersalah dalam peristiwa-peristiwa anarkis yang telah terjadi, padahal apa yang terjadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang Islam ajarkan.

Ikhwan/akhwat, lihatlah. Saat ini ada semacam nuansa kegalauan dihembuskan oleh pihak yang tidak jelas dan tidak bertanggung jawab. Dengan satu tujuan untuk kembali melemahkan sinergi umat ini - sebagai umat yang berkarakter dan punya identitas - dalam berbagai bidangnya terutama di negeri ini yang mulai menampakkan kemajuannya yang luar biasa dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan social-masyarakat, yang menjadi proyek percontohan kawasan Asia Tenggara dan Dunia Internasional dalam hal-hal yang kami sebutkan tadi.

Paling tidak ada tiga hal yang patut kita cermati dari sekian banyak instrument kegalauan yang sengaja digulirkan dalam komunitas umat ini:

Pertama; Orientasi perjuangan umat pada bidang politik tidak terarah dan tidak fokus. Entah disengaja atau tidak dalam hal politik umat ini telah terkotak-kotak, terpecah, dan tersekat, dalam partainya masing-masing yang berakibat tidak bisa bersatunya kekuatan umat, bahkan hanya untuk sekedar memenangkan PEMILU 2009 sekalipun. Ini adalah berita yang amat sangat menyedihkan, karena kita adalah umat mayoritas. Tapi kita harus hadir sebagai solusi disini, kita harus berbuat untuk keluar dari fenomena ini dan bersatu kembali demi kemajuan di masa yang akan datang, bukan membahas yang telah berlalu kecuali hanya untuk mengevaluasi.

Kedua; Islam menjadi objek utama berkaitan dengan tindakan terorisme diberbagai negara. Sejak beberapa tahun silam isu tentang terorisme yang mengobok-obok umat ini telah dilancarkan untuk memecah konsentrasi umat dalam menjalankan syari’atnya tanpa hasil yang signifikan, saat ini umat ini dalam ranah dan wilayah yang sama diserang lagi dengan isu tersebut, padahal pelakunya sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka adalah tokoh-tokoh pemegang aspirasi umat. Disini terdapat ketidakadilan Media dalam memberitakan aksi teror tersebut, seolah-olah Bom yang meledak itu adalah kehendak umat Islam, kehendak Instansi atau Lembaga Pendidikan yang berbasis Islam, seperti Ponpes Ngruki dan beberapa Lembaga Pendidikan Islam lainnya, padahal Islam sendiri berkali-kali menyatakan sikapnya yang tegas dan jelas tentang peristiwa yang menimpa bangsa ini, dan sebenarnya tidak perlu lagi Islam didekte untuk memahami makna Jihad dan bedanya dengan Teror oleh siapapun dan dimanapun. Seharusnya Media lebih cerdas dalam membaca semua ini, sehingga Media tidak mendapatkan image buruk yang hanya mancing di air keruh dengan wacana-wacana basinya, ditengah-tengah keprihatinan umat.

Ketiga; Dramatisir Virus H1N1, sebagai alat untuk memecah belah persatuan umat. Islam ini adalah sebuah agama yang amat sangat ’arif, selalu menganjurkan umatnya untuk selalu hidup dalam kebersamaan bukan saja dalam hal beribadah, akan tetapi dalam menghadapi segala tantangan zaman. Komunitas hidup berjama’ah ini tersimbolkan oleh Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam yang berangkat dari kultur yang berupa Pesantren. Itu berarti Ponpes adalah jantung dan nadi umat Islam. Sementara kalangan yang memusuhi Islam tentunya telah menganalisa ini semua kemudian merancang banyak misi, jika gagal dengan satu misi maka misi lain bolehlah dicoba. Adanya isu tentang wabah H1N1 ini bagaikan tambahan energi yang bisa dimodifikasi untuk membuat pusing dan memecah persatuan umat. Jika diekspose besar-besaran berita tentang banyaknya Ponpes yang diperkirakan terjangkit H1N1, maka tentunya umat yang telah hidup dalam atmosfir pragmatisme ini tidak mau lagi menganjurkan putra-putrinya untuk menuntut ilmu agama di Pesantren, dengan begitu lemahlah Islam di negeri ini pada beberapa masa yang akan datang, dan masuklah skenario musuh Islam ke negeri ini tanpa ada yang menghalangi lagi, Na’udzubillah min dzalik.

PR kita saat ini adalah memahamkan kepada umat Islam bahwa apa yang terjadi merupakan ujian Allah Swt atas keimanan kita. Sudahkah kita menjadi umat yang benar-benar beriman, atau beriman ketika kita berada di Masjid saja?. Jangan sampai kita lemah dengan banyaknya ujian yang kita hadapi, semakin kuat kita bertahan maka semakin banyak hikmah yang kita dapatkan, semakin banyak hikmah yang ada pada diri kita maka semakin meningkat pula derajat kita dihadapan makhluk dan dihadapan Allah Swt.

Dengan satu catatan bahwa Islam tidak akan pernah binasa dengan musim susah yang berkepanjangan dan tidak pula karena bencana, akan tetapi Islam akan binasa apabila umat ini mulai retak dan pecah. Sebagaimana Rasulullah dalam sebuah riwayat yang dibawakan Amir bin Said, Bersabda: ”Aku telah memohon kepada Allah Swt tiga perkara, dalam tiga perkara itu ada dua permohonan yang dikabulkan dan yang satu ditolak; 1.Aku telah memohon kepada Allah Swt supaya tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berkepanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah Swt. 2.Aku telah memohon kepada Allah Swt supaya tidak membinasakan umatku dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh A.S). Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah Swt. 3.Aku telah memohon kepada Allah Swt supaya tidak membinasakan umatku dengan pergaduhan (percekcokan/perpecahan/peperangan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku ini tidak diperkenankan (telah ditolak) oleh Allah Swt.”

Demikianlah Ikhwan/akhwat, semoga banyaknya peristiwa yang mengasah keimanan kita ini bisa menghantarkan kita menuju derajat Taqwa.(Thony)